Minggu, 13 Mei 2012

“MENGGAPAI TANGAN TUHAN"

dengan teropong pikiran “Berpikir itu ibarat teleskop,”demikian pesan sang Mursyid . Sesuatu yang tak dapat ditangkap oleh panca indera menjadi tampak demikian jelas dalam sudut kaca pikiran. Kasih sayang Alloh Ta’ala nan tiada terhingga tak banyak mata bisa menangkap.Kebaikan dari Alloh yang senantiasa meliputi diri manusia,tak banyak tangan bisa meraba.Ratusan juta kebaikan nan melimpah ruah dari Alloh tak banyak telinga bisa mendengar.Tapi dengan berpikir semuanya itu akan kian tampak nyata,pikiran bisa menyingkap kabut kebodohan,merasakan dirinya ditengah lautan kenikmatan,kebahagiaan dalam belaian kasih sayangNya.Tak berhenti di sini,setelah berhasil menembus dinding nikmat itu meningkat lagi menuju sang Maha Pemberi Nikmat .Mampu merasakan kehadiran Alloh dan sifat-sifat-Nya yang mulia.Untuk itulah ada sebuah ungkapan dari orang-orang ahli tashawuf bahwa setiap ia melihat ayatulloh tak pernah berhenti pada ayat itu,yang tampak adalah”wujud”dari Alloh itu sendiri…Yang artinya..”Dialah yang Maha Awal dan Maha Akhir,Maha Dhohir dan Maha bathin..”Apakah hal itu berlebih..?Tentulah tidak.Apalagi mengingat bahwa”melihat”Alloh atau ma’rifatulloh itu justru awaalu wajibin.Kewajiban paling awal bagi manusia adalah mengenal adanya Tuhan dengan yakin dan teguh.Jika dikatakan ibadah adalah menyembah pada Alloh,bagaimana mungkin manusia bisa beribadah sementara dia tidak mengenal sang sesembahannya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar